AHY, Aher, Atau Khofifah Menjadi Cawapres Anies Baswedan
Portalberita.one – Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan partai-partai yang mewacanakan ‘Koalisi Perubahan’ terus mematangkan visi misi. Menurutnya, hal yang mungkin wajar saja terjadi perbedaan dalam penentuan cawapres pendamping Anies Baswedan.
“Cawapres ya wajarkan (ada perbedaaan), teman-teman Demokrat pengin Mas AHY, kita PKS pengin Kang Aher, setahu saya NasDem juga pengin Bu Kholifah, atau siapa gitu. Nah kami lagi cari formula yang tepat,” kata Mardani Ali di kantor Bawaslu RI, Jakarta, Jumat (20/1/2023).
Meski begitu, Mardani Ali mengatakan kesepakatan cawapres pendamping Anies sudah mudah menemui titik terang. Dia menyebut sisa sedikit lagu untuk mencapai kesepakatan.
“Sudah mulai dekat tinggal dikit lagi,” ujarnya.
Sebelumnya, Ahmad Ali bicara soal pertemuan para elite Demokrat yang membicarakan cawapres dari bakal capres NasDem. Anies Baswedan. Ahmad Ali menekankan bahwa pihaknya menghendaki cawapres Anies merupakan sosok yang berpengalaman di pemerintahan.
“Dalam konteks kepentingan internal Demokrat sah-sah saja. Semua partai masing-masing punya keinginan tentunya, keinginan itu nanti akan kita bawa dibicarakan di koalisi, tapi hari ini kita kan belum bicara sampai pada persoalan itu,” kata Ali kepada wartawan, Senin (16/1).
Baca Juga : Rapimwil PPP Maluku Usulkan Dua Nama Capres 2024 Anies dan Ganjar
Ali mengatakan NasDem tak mengedepankan soal figur dalam menentukan cawapres Anies. Namun, menurutnya, penentuan sosok cawapres harus fokus pada kriterianya.
“NasDem setuju untuk mencari calon presiden itu tidak perlu jangan kita mengedepankan figur, tapi kita betul-betul tentukan dulu kriteria yang disepakati bersama. Setelah itu baru kriterianya kita cocokkan dengan figur-figur yang ada,” ujar dia.
Lebih lanjut, Ali menyinggung soal kriteria cawapres Anies harus berpengalaman di pemerintahan. Dia tidak berharap sosok cawapres Anies harus belajar dulu saat terpilih menjadi pemimpin nasional.
“NasDem memastikan ingin cawapres itu adalah orang yang berpengalaman di pemerintah. Karena ketika kemudian terpilih dia harus mampu membantu presiden dalam menggerakkan pemerintah supaya terjadi sinergitas,” ujarnya.
“Kita tidak berharap kalau orang yang belum berpengalaman ketika terpilih dia butuh waktu untuk belajar dulu. Tentunya berpotensi membawa suara, membawa kemenangan, bisa diterima semua partai koalisi. Itu bagian penting yang menurut saya harus kita bicarakan agar koalisi berjalan mulus,” imbuhnya.