Salah Baca Data, Anies Baswedan Dikepret Menteri Jokowi

Portalberita.one – Kritik dari Calon Presiden RI dari Partai Nasdem, PKS & Demokrat Anies Baswedan kembali mendapatkan serangan balik.

Kali ini pun Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang terang-terangan bilang Anies salah baca data.

“Kelihatannya iya (salah baca). Kalau datanya bagus, datanya betul,” ungkap Basuki saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (25/5/2023).

Meski begitu, Basuki tidak mau berpolemik dan membawa panjang masalah ini.

“Tapi enggak usah berpolemik lah itu. Nanti datanya akan diperbaiki,” sebutnya. Sebelumnya, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian juga membalas kritik Anies.

Baca Juga : Gempa Kaledonia Baru M7,8, Peringatan Tsunami Sempat Capai 3 Meter

Dia mengatakan, yang disebut pembangunan jalan era SBY lebih panjang dari zaman Jokowi merupakan salah interpretasi data BPS.

“Yang disebut bahwa pembangunan jalan SBY lebih panjang dari zaman Jokowi, bukan seperti itu. Itu data BPS, jadi salah interpretasi data BPS.” kata Hedy saat ditemui di Gedung DPR RI, Rabu lalu (24/5/2023).

Salah Baca Data, Anies Baswedan Dikepret Menteri Jokowi

Hedy menjelaskan bahwa, dengan bertambahnya jalan kabupaten tejadi karena adanya peralihan jalan desa menjadi jalan kabupaten.

“Yang nambah itu statusnya, bukan jalan barunya, Gak (bukan jalan baru), kan kita ada program pembangunannya. Dilihat di data program, jangan diliat dari data status,” katanya.

Ada juga pembangunan jalan nasional yang dilakukan selama masa pemerintahan Presiden Jokowi, ungkap Hery. Dimana sejak tahun 2024 sudah terdapat pembangunan jalan kurang lebih 1.150 KM.

“Sekarang pembangunan jalan nasional sudah 1.150-an di zaman Jokowi. Dari tahun 2024. Saya tuh gak mau membandingkan lah, semua yang ngerjain kan Bina Marga. ujarnya.

“Itu (1.150 KM) yang tuntas. Kan jalan itu kita mulai ada statusnya sekarang masih tanah, yang sudah tuntas itu 1.150. Itu jalan nasional dong,” imbuh dia.

Hedy pun mengatakan, pembangunan jalan nasional dan jalan tol di era Presiden Jokowi dilakukan secara seimbang. Hal itu artinnya, tidak ada yang lebih unggul ataupun paling digenjot, baik dari pembangunan jalan berbayar atupun non berbayar.

Baca Juga : Malita Pembawa Medali SEA Games 2023 Curi Perhatian Warga +62

“Gak ada (yang lebih unggul), jalan tol (dengan jalan nastional) ya seimbang lah,” tutur Hedy. Anies sebelumnya berpidato mengenai pembangunan jalan era Presiden Joko Widodo (Jokowi) vs era pembangunan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Anies Baswedan bilang bahwa pembangunan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pencapaian pembangunan jalan 10 kali lipat dari Jokowi. Dia pun bilang Jokowi memang membangun 63% jalan tol yang ada di Indonesia, tepatnya 1.569 km dari 2.499 km tol yang ada.

“Namun itu adalah jalan berbayar, sedangkan yang tidak berbayar, yang digunakan secara gratis yang menghubungkan mobilitas penduduk dari sudut-sudut desa di perkotaan, yang bawa produk pertanian, perkebunan, dan perikanan dari sentra-sentra baik jalan nasional, provinsi dan kabupaten hanya 19.000 km saja,” sebut Anies dalam acara Milad ke-21 Partai Keadilan Sejahtera pada Sabtu (20/5/2023).

Dia pun kemudian menyebutkan bahwa, pada era SBY jalan tidak berbayar yang dibangun sepanjang 144.000 km atau 7,5 kali lipat.

“Bila dibanding jalan nasional pemerintah ini 590 km, 10 tahun sebelumnya 11 ribu km. 20 kali lipat. Kita belum bicara mutu, standar, itu baru panjang,” kata Anies.